Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
KEPULAUAN BANDA merupakan
gugusan pulau yang terdiri dari enam kepulauan kecil. Demikian kecilnya
pulau-pulau itu, jika dilihat dari peta Indonesia, maka yang akan
terlihat hanya titik-titik kecil saja.
Namun, siapa sangka jika
pulau yang sangat kecil itu pernah memainkan peran yang sangat penting
pada masa kolonial sebagai penghasil buah pala dan fuli yang dikenal
dunia sebagai buah emas.
Gugusan Kepulauan Banda yang terkenal
itu adalah Neira atau Banda Neira, Lonthor atau Banda Besar, Run, Ai,
Rozengain, dan Gunung Api. Seluruh kepulauan ini bagian dari Kepulauan
Maluku, Nusantara.
Pulau-pulau ini dikelilingi batu-batu besar
dan karang yang menonjol di permukaan laut. Luas pulau mencapai 40 mil
persegi jika laut pasang, dan jumlah penduduknya sebanyak 15.000 jiwa,
pada abad ke-16.
Untuk mencapai kepulauan ini, pedagang
rempah-rempah dan pelaut Eropa harus mengarungi ganasnya Samudera Hindia
dan pantai barat Afrika, terus menuju Asia Tengah, dan baru ke Kerajaan
Romawi.
Mereka juga bisa menempuh perjalanan lewat darat dengan
melalui Benua Asia, lalu ke Asia Tengah, dan ke Kerajaan Romawi. Meski
jauh dan berbahaya, para pedagang dan pelaut ini saling berlomba.
Hasrat
orang-orang Eropa ini adalah untuk menguasai perdagangan buah pala dan
fuli di Kepulauan Banda. Dalam perebutan kekuasaan itu, sesama bangsa
Eropa rela saling membunuh satu dengan yang lain.
Bahkan Belanda
rela memberikan wilayah koloni atau jajahan mereka di Pulau Manhattan,
daerah muara Sungai Hudson, Amerika bagian utara, yang oleh Belanda
diberi nama Nieuw Amsterdam.
Setelah berada di tangan Inggris,
Nieuw Amsterdam yang sebelumnya hanya berisi katak diganti menjadi New
York. Sejak pertengahan abad ke-19, wajah New York telah sangat berubah
dari sebelumnya.
Pembangunan kepulauan itu berlangsung sangat
cepat. Dalam seketika, rawa-rawa berubah menjadi hutan beton dan gedung
pencakar langit. Kepulauan kering itu pun kini disebut-sebut sebagai Ibu
Kota Dunia.
Sementara Kepulauan Banda yang dijajah Belanda,
sampai saat ini tetap menjadi gugusan pulau kecil yang ketinggalan jauh
dari New York. Bahkan, kepulauan itu sudah mulai dilupakan oleh banyak
orang.
Buah Emas yang Turun dari Langit
Buah
pala dan fuli di Kepulauan Banda dikenal sebagai buah emas yang turun
dari langit. Pada awalnya, buah ini merupakan karunia ilahi. Tetapi
setelah datang bangsa Eropa, karunia itu menjadi bencana.
Buah
pala yang harum mewangi, lantas menjadi bau anyir darah akibat perang
bangsa Eropa. Rakyat Banda banyak yang menjadi korbannya. Kepala mereka
dipenggal dan bumi mereka dihanguskan.
Sejarah kelam Kepulauan
Banda sejalan dengan cerita rakyat tentang asal muasal pohon pala yang
sangat tragis. Dikisahkan, ada seorang raja tersohor di Pulau Banda
Besar yang namanya Mata Guna.
Raja ini memiliki seorang
permaisuri yang bernama Putri Delima. Mereka hidup bahagia dan dikarunia
empat orang putra dan seorang putri cantik rupawan, serta baik hatinya
bernama Putri Ceilo Bintang.
Suatu hari, keluarga kerajaan ingin
pergi mengarungi laut, mencari tempat tinggal dan pusat kerajaan yang
baru. Tempat itu adalah Lonthoir, di Pulau Banda Besar.